Sabtu, 16 April 2011

Apa sih Jurit Malam?

Ingat kemah, pasti ingat jurit malam. Ya, salah satu tradisi pangkalan kami dalam kemah penaikan penggalang baik Rakit maupun Terap untunk mengadakan Jurit Malam. Jurit malam adalah perjalanan penjelajahan alam yang dilakukan di malam hari. Perjalanan bisa dilakukan di sekitar lingkungan perkemahan saja, atau bisa juga ke luar daerah lingkungan kemah. Jurit malam ini tidak hanya membutuhkan fisik yang kuat, lebih dari itu mental juga sangat harus dipersiapkan, karena seringnya jurit malam disertai dengan pelatihan mental berbentuk tempaan para senior untuk yuniornya. Untuk bangun pun para yunior udah dipaksa dan dibentak-bentak, dengan waktu persiapan yang sangat singkat.
Yang membedakannya dengan tracking adalah dari tata cara pemberangkatan dan kegiatan ini dilakukan MALAM HARI.

Konsep Kegiatan Awal
Muatan jurit malam yang harus dicapai adalah melatih keberanian dalam kegelapan, mental yang kuat, dan tidak pengecut. Bisa juga ditambahkan muatan lain seperti memberikan kesadaran akan dekatnya Sang Pencipta dengan peserta, ataupun muatan lainnya.
Tidak ada hal yang khusus untuk jalur jurit. Kecuali jika ingin menambahkan aura keseraman seperti melewati kuburan, rumah kosong, rimbunan bambu, dan lain-lainnya.
Untuk sekedar catatan, biasanya sebelum melakukan survey, konsep kegiatan sudah dibuat untuk menjadi referensi pelaksanaan jurit malam. Namun tidak menutup kemungkinan konsep awal ini akan berubah setelah survey.

Survey Jalur
Tidak ada hal yang khusus untuk jalur jurit. Kecuali jika ingin menambahkan aura keseraman seperti melewati kuburan, rumah kosong, rimbunan bambu, dan lain-lainnya. Jika ingin menambahkan kesan adventure yang menantang, bisa melalui sungai ataupun tebing. Namun, Panitia Perintis harus memastikan bahwa tempat yang akan dilewati memiliki zero defect. Jika pun sulit namun jalur itu mau tak mau memang harus dilalui, maka Panitia Perintis harus memikirkan langkah antisipatif untuk mencegah jatuhnya korban.
Ada hal yang harus diperhatikan ketika melakukan survey jalur. Pertama, membuat peta jalur beserta pos-posnya. Dan kedua, membuat peta pewaktuan untuk memperhitungkan waktu tempuh dari titik pemberangkatan ke tiap pos, jarak antar pos, dan waktu tempuh keseluruhan jalur jurit.

Pewaktuan
Untuk waktu antara, disesuaikan dengan perhitungan jarak tempuh dan targetan jumlah peserta. Begitu pula waktu aktivitas di masing-masing pos. Biasanya waktu aktivitas menyesuaikan dengan waktu antara.
Semisal, jarak yang harus ditempuh adalah 5 KM dan pos utama yang harus dilalui ada 4 buah. Waktu tempuh normal seorang manusia adalah 5km/jam. Jadi dalam waktu 1 menit, seorang peserta akan menempuh jarak 83 meter. Dari perhitungan ini, kita bisa mengeset waktu pemberangkatan minimal pada jarak lurus, dimana peserta yang berangkat kedua tidak akan bisa melihat dan mengejar peserta yang berangkat pertama. Berdasarkan pengalaman, waktu antara minimal pemberangkatan adalah 250 meter atau dibulatkan menjadi 3 menit. Aktivitas di pos sebaiknya tidak melebihi atau kurang dari waktu antara untuk mencegah penumpukan atau bahkan keterlambatan peserta di tiap pos. Sehingga, dengan total waktu tempuh untuk jarak 5km, kecepatan berjalan normal 5km/jam, jumlah pos 4 petak dengan aktivitas di masing-masing pos selama 3 menit, untuk 1 kali trip  akan memakan waktu 72 menit atau 1 jam 12 menit.
Aktivitas di pos sebaiknya tidak melebihi atau kurang dari waktu antara untuk mencegah penumpukan atau bahkan keterlambatan peserta di tiap pos.

Konsep Kegiatan Akhir + Teknis
Atmosfer kegiatan jurit biasanya dibuat ketika sebelum kegiatan jurit dilaksanakan. Semua itu diatur di pos pemberangkatan dan pos-pos yang harus dilalui. Bahkan bisa juga dari awal sebelum memberangkatkan peserta. Semisal, jika peserta sudah tertidur, peserta dibangunkan dengan panggilan darurat ataupun dengan cara lain seperti seorang ibu yang membangunkan anaknya dengan lembut. Kreasikan saja.
Sepakati kode-kode dan cara antisipatif untuk keadaan darurat semisal orang hilang dan kecelakaan. Biasanya, ada cara komunikasi antar pos apabila terjadi peristiwa demikian dengan cara mengirimkan kurir ke pos sebelumnya.
Pos Pemberangkatan harus tetap memberangkatkan peserta sesuai dengan jadwal, kecuali apabila terjadi force majeure.

Pos Utama dan Pos Bayangan
Mudahnya, pos utama adalah tempat untuk melakukan aktivitas materi dan pengontrolan pemberangkatan peserta sesuai dengan jadwal. Sedangkan pos bayangan adalah pos untuk menjaga peserta dari keadaan yang tidak diinginkan. Beda antara pos utama dan pos bayangan, pos utama menampakkan diri sedangkan pos bayangan menyembunyikan diri.
Masalah yang kerapkali terjadi di pos utama adalah, peserta tiba tidak sesuai dengan jadwal. Jika hal ini terjadi, pos utama memiliki kewajiban untuk memberangkatkan peserta sesuai dengan waktu antara yang telah disepakati.

Troops_ScoutOne! :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar